Pendekatan utama untuk
analisis motivasi memiliki tiga asumsi. Pertama,
motivasi individual adalah hasil interaksi antara faktor ligkungan dengan
karakteristik tertentu dari anak (Wigfield & Eccles, 2002b). Kedua, pemelajar adalah pemroses
informasi yang aktif. Ketiga,
terkait dengan asumsi pertama, bahwa motif, kebutuhan, atau tujuan siswa adalah
pengetahuan eksplisit.
Tiga pendekatan untuk studi motivasi dalam kelas yang
berkaitan dengan prestasi adalah (a) model
ekpektasi nilai, ekspektasi kesuksesan siswa dan nilai yang mereka berikan
pada kesuksesan merupakan determinan penting dari motivasi untuk melakukan
perilaku yang terkait dengan prestasi. (b) Model
berorientasi tujuan, membahas alasan
siswa untuk melakukan tugas akademik. (c) teori
atribusi, membahas pemikiran, emosi, dam ekspektasi seseorang setelah
muncul hasil yang terkait dengan pencapaian.
Asumsi yang sama dari model ekspektasi nilai, orientasi
tujuan, dan teori atribusi juga berlaku dalam pembelajaran kelas. Asumsi itu
adalah (a) motivasi akademik berkembang sebagian dari interaksi kompleks faktor
di kelas dengan faktor dari dalam diri siswa (b) siswa adalah prosesor aktif dan
penafsir aktif atas latar dan kelas, dan (c) siswa dapat memikirkan dan
melaporkan persepsi mereka pada orang lain. Asumsi keempat adalah bahwa
motivasi adalah spesifik sesuai subjek, artinya nilai dan tujuan siswa mungkin
berbeda-beda untuk subjek penalaran matematika, biologi, sejarah, sastra dan pelajaran
lainnya.