Senin, 28 Februari 2011

HASIL DISKUSI E-LEARNING




Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Model Pembelajaran Kooperatif
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pada learner centre tidak terfokus pada informasi yang hanya diberikan pembimbing tetapi lebih kepada sisiwa/mahasiswa yang mencari informasi seluas2nya.Sehingga,memiliki tujuan untuk menjadikan siswa menjadi lebih kreatif,inovatif dan mandiri.
Hal ini berbeda dengan teacher centre,yang guru/pembimbing lah yang berperan penuh.Pembimbing yang menyampaikan informasi sehingga kebanyakn tercipta siswa yang pasif.

RAGAM MODEL PEMBELAJARAN


RAGAM MODEL PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.

Ciri-ciri pembelajaran langsung :
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasdil belajar.
b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar yang mendunkung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran.
Ciri utama yang dapat terlihat pada saat melaksanakan pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:

1). Tugas perencanaan
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Memilih isi/materi
Guru harus mempertimbangkan berapa banyak informasi yang akan diberikan kepada siswa dalam kurun waktu tertentu.
Guru harus selektif dalam memilih konsep yang akan diajarkan dengan model pembelajaran langsung
c. Melaksanakan analisis tugas
Dengan menganalisis tugas, akan membantu guru menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan siswa untuk melaksanakan keterampilan yang akan dipelajari. Namun demikian tidak berarti bahwa guru harus selalu melakukan analisis tugas, karena waktu yang tersedia terbatas.
d. Merencanakan waktu
Guru harus memperhatikan bahwa waktu yang tersedia sepadan dengan kemampuan, bakat siswa, dan motivasi siswa agar mereka melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal secara baik siswa-siswa yang akan diajar akan bermanfaat sekali dalam memperkirakan alokasi waktu yang diperlukan dalam pembelajaran
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar.
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1). Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama
2). Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
3). Jika dalam kelas terdapat siswa- siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pun terdapat terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula.
4). Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan.
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
Seperti halnya pada model pembelajaran langsung, dalam model pembelajaran kooperatif juga diperlukan tugas perencanaan, misalnya menentukan pendekatan yang tepat, memilih topik yang sesuai, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat yang akan dipergunakan.
Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu tugas guru dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan akan dicapai.
Tujuan Kognitif
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sewderhana
Tujuan Sosial
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan sosial
Agar pembelajaran dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk tentang apa yang akan dilakukan. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain adalah :
a. Tujuan pembelajaran
a. Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok
b. Batas waktu untuk menyelesaikan tugas
c. Jadwal pelaksanaan kuis untuk STAD dan JIGSAW
d. Jadwal presentasi kelas untuk Kelompok Penyelidikan
e. Prosedur pemberian nilai perbandingan individu dan kelompok
f. Format presentasi laporan
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan :
1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah
2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik
3). Menjadi pemelajar yang mandiri
Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a. Tugas -Tugas Perencanaan
Karena hakekat interaktifnya, model pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
a) Penetapan tujuan
Model pembelajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa menjadi pemelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaanya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b) Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki, dan tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bernakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum.
c) Organisasi sumber daya dan
rencana logistik
Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan berkerja dengan beragam material dan peralatan, dan dalam pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjasi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah.

b. Tugas Interaktif
a) Orientasi Siswa pada Masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh inforemasi baru dalam jumlah besar, tetapi utnuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pemelajar yang mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b). Mengorganisasikan Siswa Untuk
Belajar.
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok pembelajaran berdasarkan masalah.
c). Membantu Penyelidikan Mandiri
dan Kelompok.
Ø Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagimana etika penyelidikan yang benar.
Ø Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran berdasarkan masalah. Selama dalam tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktifitas siswa.
Ø Puncak proyek-proyek pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik, dan video tape.

d). Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri, dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.

c. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
Salah satu masalah yang cukup rumit bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun kelompok, yang dapat menyelesaikan tugas lebih awal maupun yang terlambat. Dengan kata lain kecepatan penyelesaian tugas tiap individu maupun kelompok berbeda-beda. Pada model pembelajaran berdassarkan masalah siswa dimungkin untuk mengerjakan tugas multi (rangkap), dan waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat berbeda-beda. Hal tersebut mengakibatkan diperlukannya pengelolaan dan pemantauan kerja siswa yang rumit.
Dalam model pembelajaran berdasarkan masalah, guru sering menggunakan sejumlah bahan dan peralatan, dan hal ini biasanya dapat merepotkan guru dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, untuk efektifitas kerja guru harus memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya, guru harus menyampaikan aturan, tata krama, dan sopan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyelidikan di luar kelas termasuk di dalamya ketika melakukan penyelidikan di masyarakat.

d. Asesmen dan Evaluasi
Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pembelajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajaran tidak pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (paper and pencil test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka.
Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk model pembelajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternatif yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaan hasil.

Jumat, 18 Februari 2011

KOMENTAR FILM "GENG&UPIN IPIN"


KOMENTAR TENTANG FILM “GENG&UPIN IPIN”
Karya yang unik,lucu dan bagus.Terlihat persiapan yang begitu matang sehingga mengahsilkan karya yang optimal dan dapat dinikmati oleh semua kalangan usia.Film ini patut menjadi film yang dinanti karena genre yang berbeda.Apalagi saat ini,produksi film anak-anak menurun.Mungkin film ini menjadi suatu solusi sekaligus saya melihat melalui film-film seperti ini dapat menjadi wadah pembelajaran yang efektif buat para anak.Karena kebanyakan anak,pastilah antusias dengan film yang bergenre kartun.
Film ini secara tersirat mengandung makna solidaritas yang terlihat dari para tokoh yang muncul.Solid dan saling membantu dalam menyelesaikan konflik yang terjadi merupakan nilai yang tidak kalah pentingnya harus diciptaan dalam kehidupan.Terlihat dalam suasana ketika upin,ipin,kak ros dan yang lain dalam masalah,mereka saling bantu dan tidak egois memikirkan dirinya sendiri.Dan karena kekompakan yang terjalin,mereka dapat membongkar dalang kerusuhan di kampung durian runtuh.
Dan di film ini juga di kembangkan untuk menjaga lingkungan dalam artian kita harus menjaga ekosistem yang ada,tidak membunuh binatang langka dan dilindungi.Opek sebagai tokoh binatang yang dihadirkan,yang ibunya dikurung juga dirinya ingin ditangkap oleh kawanan penjahat akhirnya ditemukan oleh ipin&upin dan akhirnya opek dapat selamat dari komplotan penjahat.Juga yang tidak kalah penting,nilai kebangsaan dan budaya Malaysia juga ikut ditampilkan.Seperti pada topi yang dipakai “LIM”yang bertuliskan ‘Visit Malaysia’.Ini juga merupakan ajang promosi yang baik.
Walaupun disisipi makna yang seperti itu, namun ia tidak melupakan humor dan dialek yang pas.Sungguh persiapan yang matang dan baik.Sebaiknya Negara kita memulai memperbanyak film-film seperti ini agar naka-anak bangsa tidak menonton film yang belum sesuai dengan usia mereka.

Minggu, 13 Februari 2011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


Maraknya penggunaan  Internet dalam dunia pembelajaran
Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan.Pada era globalisasi ini,perkembangan informasi menjadi pesat.Informasi apa saja dapat kita peroleh dengan efisien melalui media yang sudah lazim kita kenal yaitu”internet”.Kata internet sudah tidak asing lagi terdengar.Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sudah karab dengan kata dan alatnya sendiri.Bahkan,sebahagian orang tidak terlepas dari penggunaanya termasuk,dalam dunia pendidikan.
Proses pembelajaran memrlukan banyak informasi dan internet mempermudah untuk mengakses informasi tersebut.Pekerjaan rumah yang diberikan oleh dosen/guru dapat diselesaikan dengan mudah dengan menggunakan internet karena inforamasi apapun dapat diperoleh dengan cepat.
Sebenarnya ada sisi negative dan positifnya penggunaan internet dalam dunia pendidikan.
Seorang siswa diberikan gurunya tugas tentang”sekolah untuk anak jalanan”kemudian anak tersebut mengakses internet.Dan kemudian,ia langsung mengopi isinya dan mengumpulkannya sebagai tugas tanpa membacanya dan menelaah informasi dan kasus yang menjadi tugasnya padahal,maksud sang guru memberikan tugas ialah agar siswa mengetahui,memahami,dan dapat mengembangkan informasi dari apa yang telah ia pelajari.Si anak sudah sangat yakin akan informasi dari internet tersebut. Sedangkan,si anak tersebut tidak memahami. Bagaimana ingin memahami,sedangkan ia saja tidak mengetahui bahkan menganalisa permasalahannya.Alhasil,si anak tadi tidak mendapat informasi dan pelajaran apapun dari tugas yang diberikan gurunya.Tujuan pembelajaran tersebut sudahlah jelas tidak terpenuhi.Fenomena pendidikan seperti inilah yang banayk dijumpai saat ini,khususnya pada anak kawasan perkotaan yang didalam setiap aspek hidupnya dipenuhi berbagai teknologi termasuk internet.Mungkin solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menilai tugas dari aspek pemaparan dan bahasa yang digunakan.Dengan itu,sang dosen/guru dapat melihat dari mana anak tersebut memperoleh informasinya.Selain itu, memberikan anak asupan bahwa pemberian tugas sebenarnya adalah untuk pengembangan diri dan pengetahuan.Akan lebih baik kalau penggunaan internet dibarengi dengan buku karena kalau saja dari buku kita akan lebih memahami permasalahan sebab kita harus mambaca dan menelaah info yang didapat.Selain itu penjelasan yang didapat akan lebih rinci dan jelas.Sehingga,pemahaman dan pembelajaran akan didapat lebih baik.Siswa juga lebih dapat mengembangkan dan memperoleh informasi lebih detail dan lengkap.Dengan ini,proses pembelajaran yang diinginkan guru akan didapat.Tidak hanya selesai mengerjakan tugas tapi tujuan asli dari penugasan itu sendiri juga didapat.
Kasus lain yang juga sangat dikhawatirkan ialah penyalahgunaan internet.Marak terjadi belakangan ini sama maraknya dengan penggunaan internet itu sendiri.Semakin banyak saja orang yang akrab dengan internet semakin banyak pula yang terkena damapak ini.Mudahnya mengakses situs-situs yang tidak baik apalagi untuk anak dibawah umur yang belum dapat memfilter info yang didapatnya.Peran pendidikan orang tua dirasakan sangat penting namun tidak kalah pentingnya peran para guru dan media sekolah serta pengajaran agama.Dalam hal ini,peran orang tua maupun lingkungan sekolah formal penting dirasakan.Komunikasi yang baik dan pengajaran nilai-nilai agama sepertinya sangat penting berperan dalam masalah ini.Orang tua sebagai media terdekat anak harus bisa membentengi anak-anak dengan pengetahuan untuk dapat memfilter pengaruh teknologi internet yang negative.Menanamkan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak serta menanamkan pendidikan agama sangat penting untuk mencegah pengaruh internet yang negative.Menanamkan rasa bahwa keluarga lah yang nomor satu pada orang tua merupakan aspek penting juga agar orang tua tidak menomorduakan anak-anak mereka lalu sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.
Namun tetap saja maanfaat internet sebagai teknologi pembelajaran sangat penting dan berguna.Karena siapapun,kapanpun dan dimanapun dapat dengan mudah mengakses dan terhubung dengan siapapun,dimanapun dan kapanpun.Tentu saja ini sangat mempermudah penyebaran informasi maupun sharing info seperti dengan jeraing sosial dan email.Sehingga,siapapun dapat berkomunikasi dengan siapapun dan bertukar informasi.Bahkan,saat ini pemberian tugas maupun informasi nilai diakses dengan internet.Komunikasi antar guru/dosen dengan siswa/mahasiswanya diakses lewat internet.Jadi,peran seperti inilah yang kita rasakan internet sebagai teknologi pembelajaran.

Sabtu, 12 Februari 2011

TUGAS DISKUSI KELOMPOK



Menurut kelompok kami,proses pembelajaran e-learning sangat membantu meminimalkan waktu,memahami teknologi,mempermudah diskusi dengan siapapun dan mempunyai feedback dari apa yang kita kerjakan sehingga kita dapat memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik.
Feedback(umpan balik) yang tersedia membantu kita dalam menganalisa berita yang telah kita cantumkan dalam blog sehingga memotivasi serta dapat memberi arahan positif.Melalui proses pembelajaran e-learning kita juga dapat menyalurkan kebebasan berekspresi dalam mendesain blog.Proses pembelajaran e-learning ini juga membantu mahasiawa/I dalam memahami pengetahuan teknologi secara positif.Proses pembelajarn e-learning dengan cara posting blog memberikan dampak positif terhadap mahasiswa/I karena pengampu mewajibkan agar seluruh mahasiswa/I memposting materi sebelum  perkuliahan dilaksanakan.Ini dapat menciptakan komunikasi yang baik antara mahasiswa/I dengan pengampu didalam proses belajar-mengajar.Sehingga kondisi didalam kelas menjadi aktif dan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa/I lebih optimal.
Pembelajaran e-learning tidak hanya menggunakan blog,memiliki email juga salah satu bagian dari e-learning.Memiliki email dan menggunakannya secara optimal dapat mempermudah dalam belajar misalnya dalam pengumpulan tugas dan data.Email juga dapat menjadi wadah komunikasi antar mahasiswa/I maupun dengan dosen untuk berbagi informasi.
Maka dari itu,gunakanlah proses pembelajaran e-learning dengan sebaik mungkin karena akan menjadikan kita mahasiswa/I berwawasan luas dan mengikuti perkembangan teknologi.

TUGAS DISKUSI KELOMPOK



Menurut kelompok kami,proses pembelajaran e-learning sangat membantu meminimalkan waktu,memahami teknologi,mempermudah diskusi dengan siapapun dan mempunyai feedback dari apa yang kita kerjakan sehingga kita dapat memperbaiki dan memperoleh hasil yang lebih baik.
Feedback(umpan balik) yang tersedia membantu kita dalam menganalisa berita yang telah kita cantumkan dalam blog sehingga memotivasi serta dapat memberi arahan positif.Melalui proses pembelajaran e-learning kita juga dapat menyalurkan kebebasan berekspresi dalam mendesain blog.Proses pembelajaran e-learning ini juga membantu mahasiawa/I dalam memahami pengetahuan teknologi secara positif.Proses pembelajarn e-learning dengan cara posting blog memberikan dampak positif terhadap mahasiswa/I karena pengampu mewajibkan agar seluruh mahasiswa/I memposting materi sebelum  perkuliahan dilaksanakan.Ini dapat menciptakan komunikasi yang baik antara mahasiswa/I dengan pengampu didalam proses belajar-mengajar.Sehingga kondisi didalam kelas menjadi aktif dan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa/I lebih optimal.
Pembelajaran e-learning tidak hanya menggunakan blog,memiliki email juga salah satu bagian dari e-learning.Memiliki email dan menggunakannya secara optimal dapat mempermudah dalam belajar misalnya dalam pengumpulan tugas dan data.Email juga dapat menjadi wadah komunikasi antar mahasiswa/I maupun dengan dosen untuk berbagi informasi.
Maka dari itu,gunakanlah proses pembelajaran e-learning dengan sebaik mungkin karena akan menjadikan kita mahasiswa/I berwawasan luas dan mengikuti perkembangan teknologi.

Minggu, 06 Februari 2011

MEDIA PEMBELAJARAN


MEDIA BELAJAR
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1.    pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman belajar yang dimiliki oleh para peserta didik.Pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik bisa berbeda-beda tergantung dari beberapa factor diantaranya,ketersedian buku dan fasilitas seperti miniature,internet dan objek-objek belajar lainnya.
2.   Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek.Hal inilah yang memrlukan praktek atau penglihatan nyata(bukan teori) tentang suatu pembelajaran agar didapat pengetahuan yang optimal
3.   Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4.   Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.Seperti media belajar melalui pengamatan lingkungan.
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.