Selasa, 24 September 2013

Kelompok 11

caroline utama
Fithra Runisya

Nanda Lukita Audi

Testimoni Kuliah Online : Sewaktu kuliah akan berlangsung listrik dirumah saya tidak hidup, laptop mati. Sampai pukul 17.00 WIB listrik baru hidup, sedangkan kuliah telah lama berlangsung, sehingga saya tidak mengikuti kuliah online. :(


Kesimpulan diskusi online kami mengenai teori Gestalt dan teori Behavioristik:

Kesimpulan untuk teori Gestalt
Bahwasanya teori Gestalt sebenarnya sering kita jumpai di kegiatan belajar sehari hari dimana kita berusaha untuk melihat suatu topik tidak hanya dari satu sudut pandang saja melainkan secara keseluruhan. Contohnya ketika kita melihat kubus, kita tidak bisa melihat hanya dari sudut depan karena yang terlihat hanyalah bentuk persegi. Oleh karenanya kita harus melihat secara keseluruhan untuk dapat melihat bentuk kubusnya. Contoh lain adalah kita berusaha memahami topik A. Topik A tidak dapat kita pahami maknanya jika kita hanya melihat pandangan tokoh X melainkan harus berdasarkan pandangan beberapa tokoh seperti Y dan Z agar makna dari topik A dapat kita pahami secara keseluruhan.

Kesimpulan untuk teori Behavioristik
Teori Behavioristik berbicara mengenai stimulus dan ketika kita merespon stimulus tersebut kita akan mendapatkan imbalan (reward, punishment). Jadi respon yang kita buat berhubungan atau sesuai dengan stimulus yang diberikan dan  imbalan berhubungan dengan respon yang kita berikan. Contoh dari teori ini adalah ketika kita diminta untuk melakukan kuliah online, respon dari kami adalah mengaktifkan internet dan membuka google talk dan setelah melakukan respon tersebut, kami mahasiswa akan diberikan nilai (reward) oleh dosen pengampu.


Sekian kesimpulan teori Gestalt dan teori Behavioristik dari kami. Semoga bermanfaat

Bab II



Bab 2 : Teori- teori Belajar Awal
Psikolog juga ingin mengembangkan sains pasti seperti fisika dan kimia. Akan tetapi, disiplin ini belum memiliki metode riset yang pasti. Dari sini lahir behaviorisme, yang diperjuangkan oleh pendirinya B.Watson. Tokoh behavior yang lain ialah Pavlov, Skinner dan Thorndike.
A.    Behaviorisme
Di awal abad ke-20, disiplin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respons menjadi perspektif dominan. Asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhana dari perilaku, dan proses belajar adalah perubahan behavioral. Sebagai hasilnya, stimulus yang dikondisikan (CS) akan menimbulkan respon yang dikondisikan (CR).
Koneksionisme Edward Thorndike
            Meskipun koneksionisme Edward Thorndike biasanya dirujuk sebagai teori behavioris, ia berbeda dengan pengkondisian klasik, pertama, Thorndike tertarik dengan proses mental, dan hal ini pertama dilakukan dengan eksperimen proses pemikiran binatang, kedua, meriset reaksi refleks.
Thorndike melakukan eksperimen pada sejumlah binantang untuk melihat respon yang  muncul sebagai proses pemecahan masalah pada binatang. Dalam eksperimen, hewan dikurung dengan makanan diletakkan diluar atau dikotak tertutup. Didalam kandang terdapat tuas yang bila disentuh dapat membuka kandang, dan hewan dapat lolos untuk mengambil makanan. Tugas hewan adalah membuka kotak atau sangkar untuk mendapatkan makanan. Ketika dikurung, hewan sering melakukan berbagai perilaku, seperti mencakar, menggigit dan menggesek-gesekkan badan ke sisi sangkar. Tidak lama hewan akan menekan tuas dan bisa keluar untuk mendapatkan makanan.
Thorndike mengemukakan HUKUM BELAJAR, respons yang tepat pelan-pelan akan “tertanam” atau menguat dan respons yang tidak tepat akan melemah atau “terkikis”. Dengan kata lain, pemecahan masalah-masalah adalah melibatkan pembentukan asosiasi atau koneksi antara stimulus (masalah) dan respons yang tepat. Ada 2 hukum Thorndike, pertama law of effect ( keadaan yang memuaskan setelah respons akan memperkuat koneksi antara stimulus dan perilaku yang tepat, dan keadaan yang negatif akan melemahkan perilaku tersebut), kedua law of exercise (pengulangan atau repitisi dari pengalaman akan meningkatkan peluang respons yang benar.
B.     Psikologi Gestalt
Kemudian muncul aliran psikologi lain yang dinamakan Psikologi Gestalt. Psikologi Gestalt berfungsi sebagai penentang behaviorisme di pertengahan abad ke-20. Psikolog Gestalt berpendapat bahwa yang diteliti seharusnya perilaku molar, bukan molecular. Psikolog Gestalt berfokus pada persepsi dalam belajar. Gestalt berpendapat bahwa tugas utama psikologi adalah mengetahui bagaimana individusecara psikologis  memahami atau mempersepsi lingkungan geografis. Mereka mendefenisikan persepsi sebagai proses pengorganisasian stimuli yang diamati dimana pengamat memberikan makna kepada serangkaian stimuli. Kemudian tidak lupa memperhatikan karakteristik dari tampilan stimulus yang mempengaruhi persepsi. Hukum Gestalt dasar, yakni Hukum Pragnanz.
Psikologi Gestalt memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah. Mungkin yang paling terkenal adalah konsep pemahaman (wawasan) yang melibatkan persepsi manusia untuk “melihat” solusi. Kontribusi lainnya adalah pembedaan oleh Wertheimer atas belajar arbiter (tanpa makna) dan belajar bermakna, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemecahan masalah. Didalamnya mencakup pengidentifikasian masalah untuk menyusun solusi yang memiliki nilai fungsional

Minggu, 15 September 2013



Kelompok       : Albert Bandura
Anggota          : Riri Amaliah                                      ( 10-003)
                          Cinthya Merdekawaty                      (10-111)
                          Fitri Khairani Ginting                       (10-115)
                          Laili Isrami                                        (11-020)
                          Agnes Crista                                     (11-124)
                          Eva Brahmana                                   (11-126)
                          Afif Handri                                       (12-010)

Anggota kelompok memilih teori Bandura disebabkan beberapa hal, diantaranya:
1.      Karena mengetahui beberapa teori Bandura
2.      Karena anak pertama sekali belajar dari lingkungannya untuk itu lingkungan sangat mempengaruhi dalam pembentukan perilaku anak. Lingkungan akan mempengaruhi keterampilan dan kemampuan anak melalui kegiatan observasi terhadap lingkungan.
3.      Karena Bandura adalah teori belajar yang paling mudah dilihat, contohnya imitative learning.
Tiga komponen utama teori Bandura:
-          Modelling
-          Konsekuensi
-          Proses Kognitif
Kaitan dengan keyakinan umum filsafat konstruktivis sosial:
-          Defenisi pengetahuan : Produk dari setting belajar di kelas atau tempat dimana partisipan berada. Contohnya, Si A melihat seorang menggunakan bulu mata seperti syahrini, kemudian individu tersebut mendapat pujian dari orang lain. Pujian tersebut merupakan konsekuensi positif untuk wanita yang memakainya. Ketika A melihat hal tersebut ia memiliki pengetahuan bahwa bulu mata tersebut bagus dan karenanya mendapat pujian dari orang lain.
-          Defenisi belajar                       : Kognisi yang dibagi secara sosial yang merupakan proses menjadi anggota komunitas praktik belajar yang berkelanjutan. Contohnya, lingkungan sekitar si A mengasumsikan bahwa perempuan cantik itu seperti syahrini, gaya dan penampilannya menarik. Si A kemudian memiliki asumsi yang sama dengan lingkungannya.
Lokus belajar               : Tidak terbatas pada pikiran individu (Marshall, 1996); terjadi di komunitas partisipan dan didistribusikan diantara sesama partisipan (Bredo, 1994