Sabtu, 23 April 2011

Hubungan Lingkungan Sosio-Ekonomi dengan Intelektualitas Anak


PENDIDIKAN MASA DINI DAN PENDIDIKAN KELUARGA
Prestasi Belajar yang rendah dari anak-anak serba kekurangan,Apa yang terjadi?
Menurut Martin L Maehr ada tiga aspek penting dalam kapasitas intelek yang berkaitan dengan rendahnya prestasi belajar anak-anak yang berasal dari lingkungan yang kurang mampu,
1.      Perkembangan Bahasa
Dalam lingkungan status sosio-ekonomi rendah interaksi verbal orang tua-anak lebih rendah mutunya daripada interaksi verbal orang tua-anak di lingkungan sosio-ekonomi tinggi.Bila di lingkungan rendah anak-anak dapat menjawab satu kata maka di lingkungan lebih tinggi mereka mendapat penjelasan.
Ibu-ibu kelas sosio-ekonomi rendah lebih menggantungkan isyarat fisik dan komunikasi non verbal dalam member perintah,dan member pengertian yang kurang jelas mengenai tugas serta member informasi yang kurang mencukupi.
Menurut Engelman,dibandingkan dengan anak-anak kelas menengah,anak-anak kelas rendah kurang memiliki kemempuan menggunakan bahasa untuk  menjelaskan,mendeskripsikan,membandingkan,mempertanyakan,merumuskan dan menguji.Padahal kemampuan penggunaan bahasa semacam ini dibutuhkan untuk dapat sukses di bidang akademik.
Kutipan dari artikel Hess dan Shipman, Early Experience and Socialization of Cognitives Modes in Children menerangkan bahwa di lingkungan kelas yang lebih tinggi,pikiran anak dirangsang atau dilatih oleh komunikasi verbal yang lebih berelaborasi(lebih banya perincian dan lebih cermat) dan lebih kompleks.Ia diminta mengaitkan perilakunya dengan dimensi waktu,ia lebih dituntut untuk memikirkan akibat perilakunya terhadap orang lain.
Anak kecil dalam lingkuingan kelas menengah belajar sejak awal membedakan perilaku mana kemudian kata-kata mana yang membawa hasil.Perilaku yang efektif probabilitasnya akan meningkat sedangkan yang negative akan ditekan.Akibatnya saat bersekolah ia telah dibekali dengan strategi memcahkan masalah.Kemudian itupun,ia akan menyaring kembali startegi tadi,apa-apa saja yang dapat dibuang dan dipertahankan karena tuntutan baru di lingkungan sekolah.
2.      Perkembangan Persepsi
Manusia yang berbeda lingkungannya,tidak hanya berbeda budayanya tetapi juga berbeda persepsinya terhadap dunia.Jika dihadapkan pada berbagai obyek,hal,dan kejadian,masing-masing akan memilih dan mengabaikan rincian dan konfigurasi yang berbeda.
Paling tidak sepintas dapat diamati,lingkungan keluarga mereka kurang memungkinkan latihan segala macam persepsi;rumah sesak,dan barang-barang bertebaran,tidak cukup mainan dan benda-benda yang membimbing perhatian.Selain itu,tidak ada pula orang dewasa yang menyediakan waktu untuk membantu anak-anak belajar membaca,menggambar,menamai perbedaan,dan memperhatikan hubungan.Ini jelas merugikan sebab di sekolah anak diharapkan memiliki keterampilan memperhatikan,membedakan,dan mengelompokkan.Perbedaan pengalaman persepsi masa dini ini juga mempengaruhi perkembangan Intelek.
3.      Perkembangan Kognisi
Ketinggalan dalam perkembangan bahasa dan persepsi mempengaruhi pula perkembangan Kognisi.Dalam artikel  Jensen Social Class,Race and Genetics,mengemukakan terdapatnya bukti-bukti bahwa bahsa tidak hanya membentuik gaya kognitif yang kompleks dan kemampuan meemcahkan masalah,tetapi juga merupakan elemen menentukan dalam pembentukan konsep,bahkan juga berpengaruh dalam belajar hafalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar