FENOMENA PENDIDIKAN
Banyak sekali kita jumpai berbagai fenomena yang ada dalam dunia pendidikan saat ini.Makin senjangnya pendidikan anak kota dan pinggiran,maraknya homeschooling dan kurangnya input guru yang notabene merupakan peran penting dalam dunia pendidikan.
Senjangnya kemampuan pendidikan anak kota dan anak pinggiran.Berbagai factor berperan dalam hal ini,antaranya ketidakmampuan financial masyarakat pinggiran untuk memberikan pendidikan maksimal kepada anak mereka padahal saat ini fenomena pendidikan mahal begitu terasa pada masyarakat.Anak pinggiran umumnya memiliki kemampuan financial rendah akibatnya mereka tidak mampu mendapatkan pendidikan maksimal lain halnya dengan anak perkotaan yang sebahagian besar dapat bersekolah di sekolah favorit bermutu tinggi dan mendapatkan bahan ajar tambahan seperti bimbingan belajar dan les private sehingga dihasilkan anak perkotaan yang memiliki daya saing tinggi.Masuknya murid-murid SMA di PTN dan PTS juga mengahasilkan suatu pemikiran bahwasanya mereka yang dapat masuk ke PTN adalah mereka-mereka yang memiliki kemampuan akademis tinggi dan financial yang cukup baik.Sedangakan bagi anak-anak pinggiran yang berkemampuan rendah hal itu dirasakan hampir tidak mungkin selain kemampuan daya saing akademis yang kemungkinan lebih lemah karena rendahnya financial sehingga mereka tidak mampu untuk mendapat bimbingan belajar dan les private.Akibatnya pada outputnya masyarakat kota lagi-lagi memiliki tingkat ekonomi lebih baik karena mendapatkan pekerjaan lebih layak dan menjajikan.Hal ini kembali menimbulkan kesenjangan ekonomi antara masyarakat kota dan pinggiran.Dan lagi-lagi pemerintah tidak dapat melakukan pemerataan ekonomi di masyarakat.Sebenarnya bukankah pemerintah telah menjajikan pemerataan pendidikan?Sebenarnya ada solusi yang ditawarkan dari masalah ini,yakni pada anak yang memiliki kemampuan akademis tinggi diberikan wadah pekerjaan baik menjadi peneliti dan sebagainya dan bagi anak pinggiran tersebut diberikan pendidikan profesi yang disediakan pemerintah agar mereka dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian mereka.
Fenomena lainnya adalah maraknya homeschooling di masyarakat yang dahulunya homeschooling ini dianggap sebagai suatu’kejahatan’ dalam masyarakat Amerika karena mereka menganggap minimnya sosialisasi anak dan minimnya kurikulum yang diberikan.Namun seiring perkembangan zaman hal ini berubah.Homeschooling menjadi suatu fenomena baru dalam dunia pendidikan.Ini semakin menjadi fenomena karena terjadi dalam masa dimana pemerintah sedang marak-maraknya membangun pendidikan formal.Homeschooling dirasakan memiliki manfaat plus dibandingkan pendidikan formal karena seorang anak belajar sesuai dengan kemauannya dalam artian tiap topic yang akan dibahas akan ditanya kepada sang anak berbeda dengan metode yang ditawarkan sekolah formal,sekolah formal menyediakan materi yang telah tersusun mau tidak mau harus diikuti oleh siswanya dan juga kwantitas murid dalam kelas sekolah formal menjadi salah satu nilai minus untuk para orang tua dalam memilih pendidikan formal tersebut.Sebab sang anak menjadi kurang memiliki daya kreatif dalam berpikir dan berpendapat.Hal ini dirasakan oleh salah seorang orang tua bernama N Riantiarno yang memiih Homeschooling menjadi pendidikan anaknya,Gagah.Sebelumya gagah disekolahkan dalam pendidikan formal,namun ia merasa anaknya kurang berminat dan lelah tiap sehabis sekolah.Setelah pak Naro menyekolahkan anaknya di Homeschooling kak Seto ia merasa anaknya lebih baik secara akademis maupun dalam perkembangan psikisnya.Sang anak lebih mampu berpendapat dan bercerita apa saja hal-hal yang dikerjakannya sehari-hari.Selain itu untuk masalah sosialisasi,Homeschooling tetap mengkondisikan agar anak-anak didikannya tidak menjadi kaku dan tetap dapat bersoasialisasi dalam masyarakat dengan diadakannya studi lapangan yang memungkinkan anak dapat bertemu dengan anak-anak Homeschooling lain dan dapat juga berinteraksi denagan masyarakat lainnya.Sehingga Homeschooling banyak juga dipilih oleh para orang tua saat ini.
Masalah biaya pendidikan yang tinggi atau mahal saat ini juga menjadi fenomena.Hal ini berdampak buruk bagi anak-anak dari masyarakat ekonomi lemah.Pendidikan dijadikan suatu wadah mencari keuntungan sebesar-besarnya.Tetapi hal ini tidak didukung oleh gaji guru yang relatif rendah.Oleh karenanya,guru yang merupakan input dari proses pembelajaran tidak digandrungi oleh orang banyak.Selain itu anak disekolahkan oleh orang tuanya dengan perhitungan untung-rugi yang diartikan bahwa orang tua menyekolahkan anaknya dengan biaya mahal mengaharapkan kelak anaknya dapat menghasilkan penghasilan jauh lebih banyak dari pengeluaran awal yang telah mereka keluarkan.Hal ini sungguh sangat ironi terjadi dalam masyarakat.
Psikologi Pendidikan adalah studi, latihan atau bimbingan yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ilmu kejiwaan.Kalau kita kaji lebih jauh, psikologi pendidikan berasal dari dua kata yaitu Psikologi dan Pendidikan.Psikologi
Psikologi secara etimologis, berasal dari kata psyche yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan logos atau ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan dan proses mental.
Seorang ilmuwan Rebek, 1988 mengemukakan tentang psikologi, menurut Rebek :
Psikologi pada mulanya di gunakan para ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai dari yang primitive sampai yang modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan filosof, pisikologi memiliki batasan-batasan tertentu yang berada di luar kaidah keilmuan dan etika falsafi. Kidah saintifik dan patokan etika filosofi ini tak dapat di bebankan begitu saja sebagai muatan psikologi.
Dari berbagai teori yang bermunculan dari para pakar dapat di tarik kesimpulan bahwa psikologi adalah:
ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232).
Pendidikan secara harfiyah adalah usaha sadar yang di lakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkah laku, budi pekerti, keterampilan, dan kepintaran secara intelektual, emosional dan spiritual.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah
memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik,
pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
Epistemologis;teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi
pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi
longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun
pendekatan kuantitatif.
Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan
pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi.Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya membutuhkan psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan, dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat : (a) merumuskan tujuan pembelajaran, (b) memilih strategi atau metode pembelajaran, (c) memilih alat bantu dan media pembelajaran yang tepat, (d) memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling kepada peserta didiknya, (e) memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik, (f) menciptakan iklim belajar yang kondusif, (g) berinteraksi secara bijak dengan peserta didiknya, (h) menilai hasil pembelajaran, dan (i) dapat mengadministrasikan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Selain itu, dengan memahami Psikologi Pendidikan para guru juga dapat memahami dan mengembangkan diri-pribadinya untuk menjadi seorang guru yang efektif dan patut diteladani.
Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik.
2. Perilaku Individu
Salah satu tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan perilaku peserta didiknya. Dalam hal ini menyebutkan bahwa tugas guru antara lain sebagai pengubah perilaku peserta didik (behavioral changes). Oleh karena itu itu, agar perilaku peserta didik dapat berkembang optimal, tentu saja seorang guru seyogyanya dapat memahami tentang bagaimana proses dan mekanisme terbentuknya perilaku para peserta didiknya. Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu: (1)behaviorisme dan (2)holistik atau humanisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar